Kamis, 16 Agustus 2018

Back to laptop

Ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya,
 
Alhamdulillah , setelah resign dari BPR tsb aku kembali menganggur pfff, sebuah keputusan yang penuh dengan pro & kontra. Pada saat aku mengutarakan niat ku untuk resign, Bapak Pimpinan Cabang beserta para teman" pemasaran yang lain mencoba untuk menahanku agar tidak keluar. Mereka berkata bahwa "mencari kerja diluar sana itu sangat susah, adalah sebuah kebetulan /rejeki bahwa aku bisa diterima bekerja langsung pada saat itu juga disini.Jangan sia-siakan kesempatan yang sudah ada Satria".
Gaji sebagai pemasaran di BPR tsb sangatlah cukup untuk seukuran org lajang seperti aku, kita difasilitasi kendaraan inventaris kantor berupa sepeda motor jenis sport 150cc, uang minyak setiap minggu, juga oli mesin setiap  bulannya, jadi pengeluaran bisa ditekan agar bisa hemat. Blm lagi jika sudah pegawai tetap kita mendapatkan tunjangan berdasarkan golongan yang dilihat dari jenjang pendidikan formal.

Aku benar benar galau, aku diberi kesempatan untuk memikirkan ulang dengan matang niat untuk tidak keluar dari pekerjaan tsb. Esok hari nya aku tetap pada prinsip ku, karena masih terhitung beberapa bulan bekerja & belum menjadi pegawai tetap ku meyakinkan diri  bahwa aku tidak ingin terlena dengan pekerjaan ribawi karena kebanyakan yg aku lihat mereka yg bertahan bekerja sampai bertahun-tahun sulit untuk meninggalkan pekerjaan itu dikarenakan sudah merasa nyaman dan tidak berani mengambil resiko.
Oh iya aku memilih resign bukan hanya karena faktor riba saja melainkan ada faktor lain yang tidak akan aku jelaskan, biar lah menjadi rahasia hehe * (kepo)

Akhirnya setelah briefing pagi melalu pembicaraan yg cukup lama,permintaan resign ku disetujui dan aku resmi menjadi pengangguran☺.
Sebuah pengalaman yang tidak akan kulupakan, aku jadi mengetahui berbagai macam karakter manusia, mengetahui daerah daerah baru dan tentunya menambah teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar