Sabtu, 22 Agustus 2020

Mengikhlas yang harus dilepas

Semakin berusaha mengikhlaskan semakin tenang perasaan semakin yakin Allah berikan yang terbaik dimasa depan, belajar memasrahkan kehendak bukan memaksakan kehendak Nya.





Merelakan bukan berarti menyerah tapi menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan.







Perkenalan kami dimulai dari sebuah game online di tahun 2018. Rasa suka itu muncul seiring seringnya chat di dalam game. Hanya bermodal chat digame aku merasa kalau dia memiliki karakter yg menarik  ya walaupun tidak tahu seperti apa orangnya. 

Hingga membuat aku semakin penasaran terhadap dirinya. Tak sampai disitu komunikasi kami juga berlanjut hingga ke email karena aku merasa segan untuk meminta no hp nya. Hingga akhirnya dia muncul di grup WhatsApp dan disitu aku jadi lebih sering berbalas pesan dgn dirinya.

Pada tggl 18 Juni 2020 aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku padanya. Ternyata dia sudah punya pacar dan rupanya selama ini dia juga ada rasa suka padaku.  Walau dia ada pacar aku senang mendengarnya ternyata perasaanku terbalaskan.

Tanggal 30 Juli 2020 di malam hari raya Idul Adha 1441 H aku dan dia saling bercerita mengutarakan perasaan kami masing". Aku sedih dan bahagia sekali di malam itu, Sungguh seperti mimpi rasanya "Fabi ayyi ala irobbikuma tukazziban" 
(Maka diantara nikmat Tuhanmu yg mana lagi yg kamu dustakan).

Aku seolah ga percaya benar benar seperti keajaiban.

Berharap rasa yang kami punya dapat diperjuangkan walau kami tahu akan segala perbedaan diantara kami. Kami saling menyukai satu sama lain. Dia suka dgn sifatku yg sederhana dan apa adanya, dan aku juga suka sifatnya yang asik, ramah dan tidak memandang  org berdasarkan materi.


Pasca hari itu kami lalui hari dengan saling mengirim salam di pagi hari, chat di malam hari bercerita tentang pengalaman dan juga pandangan akan masa depan dan mengucapkan kata kata indah sebelum tidur.

Terkadang saat membicarakan soal masa depan yang terpikirkan oleh kami adalah perbedaan agama. Dia yg seorang Kristen dan aku seorang Muslim. Jarak terbesar adalah perbedaan keyakinan, ditambah lagi mamanya ingin dia menjalin hubungan yg serius dgn pria yg seiman. 

Kami coba lalui hari dengan enjoy kedepan, Percaya bahwa kalau jodoh tak akan kemana paling tidak kita bisa saling sharing dan care. Pada tggl 14 Agustus 2020 aku mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya yg ke 24 mungkin itu adalah salah satu kenangan yg paling berkesan selama masa pendekatan kami. Aku hanya bisa memberikan doa yg terbaik untuknya.

Cinta beda agama hanya ada 2 pilihan perjuangkan atau ikhlaskan. Jika diperjuangkan harus ada yg mengalah dan harus siap dengan segala risiko yg terjadi kedepan.

Jika diikhlaskan maka harus rela hubungan berakhir sampai disini dan meninggalkan rasa sakit dihati. 

Perkataan mamanya yg ingin mantu yg seiman itu tetap saja menghantui kami yg mana membuat aku dan dia jadi semakin kepikiran. Dia jadi sering galau,susah tidur dan sering menangis dimalam hari, aku juga merasa egois jika tetap terus memaksakan perasaan ini. Jika sampai perasaan ini semakin dalam maka akan membuat rasa sakit yg lebih besar di kemudian hari.

Cinta tak direstui memang sakit sekali, apalagi ketika kita tau hal itu mustahil tapi masih berani untuk mencintai.

Aku jadi terbebani pikiran sepanjang hari, aku juga ga sanggup melihat dia yg aku sayangi harus terus kepikiran,  dan sampai diem dieman sama mamanya. Akhirnya tepat di tanggal 21 Agustus 2020 di sore hari dengan berat hati aku bilang padanya "Kita berteman saja ya.. mungkin ini yg terbaik.. anggap aku sebagai kakak kamu dan kamu aku anggap sebagai adik aku, jadi kita bisa tetap saling menyayangi walau tanpa harus memiliki".

Rasanya hati ini sakit sekali, padahal tidak pernah berjumpa, namun inilah yg namanya hidup. Harapan kadang tak sesuai dengan kenyataan. Kita hanya bisa menerima takdir Tuhan dgn lapang dada.

Dia tampak rapuh seakan  tidak bisa berkata apa apa.
Malam nya akhirnya dia mulai bisa mengerti keputusan yg aku ambil. Tak mudah melepasmu begitu saja, walau hanya dari dunia Maya kita berkenalan. Walau hanya beberapa minggu saja, namun apa daya jika cinta kita tak direstui aku siap terluka untuk kita.

Aku berharap masih bisa mengukir cerita bersamamu lebih lama lagi, namun inilah yg terbaik untuk kebaikan kita.

Aku yakin kamu kuat dan aku percaya kelak kamu akan temui seseorang yg seiman dan lebih baik dari aku.

Aku akan tetap menyayangimu...

4 komentar:

  1. �� hidup ini indah bila kau melepas yg harus dilepas.. berat tp itu mgkn yg terbaik :(

    BalasHapus
  2. Iya terima kasih ya sudah ikut mewarnai hidupku :')

    BalasHapus
  3. Walaupun saat ini kita hanya bisa berjalan berdampingan sebagai support dan bukan sebagai pendamping hidup.. takdir Tuhan yg terkesan gak adil buat aku ini memberi byk plajaran dan menghruskn kita utk berlapang dada dan ikhlas utk menerimany, sbab slalu ad terselip hal baik dr stiap takdir Tuhan.. percayalah bahwa Tuhan baik, Tuhan adil... Jadilah cahaya kecil yg slalu mengiring langkah satu sama lain :)

    BalasHapus
  4. Iya ada hikmah dibalik semua ini, aku banyak dpt pelajaran selama bersamamu, dan semua itu akan tetap abadi dalam hati aku.

    BalasHapus