Minggu, 22 Maret 2020

22 Years after time skip...

Pada suatu hari di tahun 1998

Cerita dimulai di sekolah dasar pada sebuah desa yang asri dan nyaman yang bernama beringin. Sekumpulan anak kecil yang baru pertama kali merasakan suasana masuk sekolah untuk pertama kalinya.


Ya benar SD kelas 1 masa dimana anak anak akan saling berinteraksi satu sama lain dalam menjalani pendidikan di sekolah dasar. Menjadi momen yang sangat spesial karena mereka akan mendapati suasana yang berbeda dari suasana di rumah bersama orang tua.




Mereka mulai saling mengenal satu sama lain dan menjalin hubungan yang disebut dengan pertemanan. 


Pada umumnya anak laki-laki akan membentuk kelompok dengan anak laki-laki lainnya, begitu juga dengan anak-anak perempuan. Mereka mulai membangun sebuah Genk kecil mereka masing masing.

Entah sebuah hal yang wajar atau tidak atau karena efek dari tayangan di televisi, anak laki mulai mencari gara gara /usil kepada anak perempuan. Mungkin sudah naluri setiap insan manusia demikian.  

Dari mulai menjodoh-jodohkan si polan dengan si anu, saling ejek nama orang tua dan  berkelahi adalah kenakalan anak anak pada masa itu.

Aku termasuk salah satunya.
Dipasangkan dengan anak perempuan yg bernama Seprina, anak perempuan yang berkulit putih memiliki tahi lalat di pipi dan memakai tas model kelinci bewarna pink.  

Waktu itu sedang hits nya lagu Sheila On 7 yg berjudul Sephia. Kawan kawan mengejekku dgn memplesetkan Sephia menjadi Seprina.

Namun entah alasan apa si Seprina pindah sekolah, kalau tidak salah pada waktu naik-naikan kelas 2.

Dan hingga sampai tamat SD bahkan hingga sampai dewasa sekarang ini pada saat berkumpul dengan teman teman SD masih saja disinggung oleh mereka. 

Dan aneh nya walaupun 1 desa, aku ga pernah bertemu dgn Seprina sejak terakhir kelas 1 tsb walaupun aku diberitahu lokasi rumahnya. Hanya cerita yang sering diulang-ulang serta kabar kabar dari kawan yang memberi gambaran. 

Sewaktu SMA guru olah raga kami adalah Pak Abdullah yg kata kawanku itu adalah ayah nya si Seprina. Pada waktu itu Pak Abdullah pernah bercerita bahwa anaknya sekolah di SMA N 2 dan memotivasi kami untuk bisa lanjut ke perguruan tinggi.  SMA N 2 adalah SMA Negeri favorit di Siantar yang mana siswa-siswanya adalah murid-murid yang kutu buku dan pintar-pintar. Gambaran dibenakku adalah Seprina tumbuh menjadi anak yg pintar.  

Dan bak disambar gledek, Sabtu 21 Maret 2020 sekitar jam 2 siang , saat aku sedang mencuci si zhetem di doorsmeer, kulihat ada 2 kereta beat putih dan Vario diseberang jalan ingin masuk mencuci kereta. Ternyata si Hendrik dan teman wanitanya. (Hendrik adalah teman ku juga satu alumni di USI dan sekarang udah jadi PNS di Pemko Tebing Tinggi). 

Sambil berbisik pada Hendrik teman wanitanya bilang " Itu Satria ya..??? "

Aku juga udh feeling apa ini si Seprina, walau ga pernah jumpa setelah sekian lama ..
namun karena ingat ciri wajah dan kereta yg dipakai pernah aku lihat parkir di depan teras rumahnya. Aku jadi semakin yakin ya dia pasti si Seprina.


Si Hendrik bilang .. "Bro kenal ga sama dia...??? katanya teman SD dulu ya...???"

Buseet langsung nembak aja nih pertanyaannya.. "Iya kenal.. Seprina kan jawabku "

"Wah masih ingat rupanya .." seru si Seprina.

"Ya iyalah Pak Abdullah kan juga ngajar di SMA Tamsis.." Jawabku.

Mungkin Seprina selama ini juga masih ingat tentang masa SD dulu. Walau hanya sesaat seprina masih liatin wajahku, sambil berlalu pergi dengan Hendrik ( mungkin dalam hatinya ini satria yg dulu kok jelek ya wkwkwk )


dan mereka pun titip keretanya untuk di cuci dan pergi.


Pukul 15.30 mereka datang kembali untuk mengambil kereta Vario yang sudah selesai dicuci.

Kali ini waktunya agak sedikit lebih lama, jd bisa ngobrol walau dikit ..

Ternyata si Seprina ngajar di SMK N 3 ya masih di lingkungan beringin juga.

Wah engga nyangka 
udah 22 tahun berlalu namun seketika jadi sok-so'an ngerasa akrab.  Seprina dewasa berjilbab dan kalem pembawaannya.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar